Senin, 15 Agustus 2011

Pasar Bebas ASEAN dengan Australia-Selandia Baru tidak Untungkan Indonesia

Pasar Bebas ASEAN dengan Australia Selandia Baru tidak Untungkan Indonesia
JAKARTA--MICOM: Tingginya angka impor pangan menunjukkan ketergantungan pemerintah terhadap komoditas pangan asing, sepeti beras susu, gandum, kedelai dan daging. Hal ini diungkapkan pengamat pertanian Khudori.

Menurutnya, pemerintah perlu mewaspadai mengingat akan adanya free trade area ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru, hal ini semakin mengancam swasembada pangan yang diagendakan oleh pemerintah Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus memiliki prioritas unggulan untuk ditargetkan swasembada.

"Pemerintah harus punya prioritas komoditas, tidak harus semau komoditas kita targetkan swasembada. Pemerintah harus fokus pada komoditas tertentu seperti beras, gula, jagung, dan kedelai. Karena kita sebeumnya pernah swasembada gula dan kedelai juga," ujar Khudori, Minggu (14/8).

"Adanya free trade area dengan Selandia Baru dan Australia tentu akan berakibat pada semakin bebasnya bahan pangan termasuk daging dan susu ini," jelasnya.

Menurutnya pasar bebas ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru tidak membawa keuntungan untuk Indonesia, karena kedua negara tersebut meskipun merupakan eksportir penting pangan Indonesia.

"Australian ekportir utama untuk gandum, daging, dan ternak hidup terutama sapi. Selandia Baru terutama unggul di susu dan turunannya yakni keju dan mentega. Tetapi dua negara itu sebetulnya penduduknya sedikit dan untuk Indonesia free trade agreement dalam hal pertanian dan pangan ini tidak ada untungnya," tegasnya. (*/OL-04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar