JAKARTA. Total penerbitan emisi obligasi serta sukuk korporasi sepanjang
Januari-Juli 2011 mencapai Rp 27,84 triliun atau mengalami peningkatan
sebesar 15%. Emisi itu diterbitkan oleh 27 emiten dengan total emisi
sebanyak 32 emisi.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito merinci, nilai emisi berdenominasi rupiah mencapai Rp 27,41 triliun dan yang berdenominasi dollar AS sebesar US$ 50 juta. "Ada 30 emisi obligasi konvensional senilai Rp 27,21 triliun dan US$ 50 juta, emisi sukuk ada dua nilainya Rp 200 miliar," ujarnya.
Dengan adanya penerbitan emisi obligasi baru itu, maka total obligasi menjadi 175 emisi dengan nilai Rp 134,78 triliun. Obligasi itu terdiri dari 245 seri obligasi konvensional senilai Rp 127,93 triliun dan US$ 50 juta, 31 sukuk senilai Rp 5,87 triliun.
BEI juga mencatat ada tiga kontrak investasi efek beragunan aset (KIK-EBA) senilai Rp 971 miliar. Ito bilang terjadi peningkatan baik dari jumlah emisi, jumlah emiten dan nilai emisi masing-masing sebesar 14%, 3%, dan 30% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Bertambahnya emisi mendorong aktivitas transaksi di pasar obligasi, baik konvensional maupun syariah korporasi serta KIK-EBA pun kian likuid. Hal itu tecermin dari nilai transaksi pada periode Januari-Juli 2011 yang mengalami peningkatan sebesar 29,03% dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 56,45 triliun.
Nilai transaksi harian pun mengalami kenaikan sekitar 29,92%. Jika pada tujuh bulan pertama 2010 nilai transaksi sebesar Rp 389,33 miliar per hari. Hingga Juli 2011 rata-rata nilai transaksi harian obligasi korporasi termasuk KIK-EBA mencapai Rp 505,83 miliar.
Frekuensi perdagangan juga meningkat sebesar 14,30% dibanding periode yang sama pada 2010, dari 8.999 kali menjadi 10.286 kali.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito merinci, nilai emisi berdenominasi rupiah mencapai Rp 27,41 triliun dan yang berdenominasi dollar AS sebesar US$ 50 juta. "Ada 30 emisi obligasi konvensional senilai Rp 27,21 triliun dan US$ 50 juta, emisi sukuk ada dua nilainya Rp 200 miliar," ujarnya.
Dengan adanya penerbitan emisi obligasi baru itu, maka total obligasi menjadi 175 emisi dengan nilai Rp 134,78 triliun. Obligasi itu terdiri dari 245 seri obligasi konvensional senilai Rp 127,93 triliun dan US$ 50 juta, 31 sukuk senilai Rp 5,87 triliun.
BEI juga mencatat ada tiga kontrak investasi efek beragunan aset (KIK-EBA) senilai Rp 971 miliar. Ito bilang terjadi peningkatan baik dari jumlah emisi, jumlah emiten dan nilai emisi masing-masing sebesar 14%, 3%, dan 30% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Bertambahnya emisi mendorong aktivitas transaksi di pasar obligasi, baik konvensional maupun syariah korporasi serta KIK-EBA pun kian likuid. Hal itu tecermin dari nilai transaksi pada periode Januari-Juli 2011 yang mengalami peningkatan sebesar 29,03% dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 56,45 triliun.
Nilai transaksi harian pun mengalami kenaikan sekitar 29,92%. Jika pada tujuh bulan pertama 2010 nilai transaksi sebesar Rp 389,33 miliar per hari. Hingga Juli 2011 rata-rata nilai transaksi harian obligasi korporasi termasuk KIK-EBA mencapai Rp 505,83 miliar.
Frekuensi perdagangan juga meningkat sebesar 14,30% dibanding periode yang sama pada 2010, dari 8.999 kali menjadi 10.286 kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar