Jumat, 29 Juli 2011

Bank cetak kenaikan NIM

JAKARTA. Perbankan Indonesia mencatatkan kenaikan Net Interest Margin atawa selisih antara biaya dana berbanding dengan bunga kredit meningkat. Kenaikan ini didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan.


Bank BCA, misalnya. Pada Juni 2011, Bank milik keluarga Djarum ini mencatatkan kenaikan NIM 50 bps dari 5,1% menjadi 5,6%. "Kenaikan NIM tersebut karena kami ekspansif menyalurkan kredit. Selisih bunga kredit dengan SBI kan lebih tinggi bunga kredit jadi wajar saja kenaikan NIM," ujar Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaadmaja, Kamis (28/7).

Pada semester pertama lalu, Kredit yang disalurkan BCA mencapai Rp 159,7 triliun atau meningkat 21,4% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara SBI yang dimiliki Rp 10 triliun dari Rp 60 triliun. Dana tersebut sebesar Rp 40 triliun ditempatkan di Term Deposit (TD). "Sekarang Rata-rata bunga dana kami mencapai 2,9-3,0%," terangnya.

Informasi saja, pada kuartal pertama lalu, Bank BCA sempat menurunkan bunga deposito 25 bps. Penurunan tersebut karena BCA ingin mengurangi komposisi dana pihak ketiga (DPK).

NIM Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga naik 0,19% dari Juni 2010 lalu sebesar 5,01% menjadi 5,20%. Direktur Keuangan dan Strategi BMRI Pahala Mansury mengatakan kenaikan NIM tersebut disebabkan karena ekspansi kredit yang dilakukan lebih tinggi dibandingkan penempatan di surat berharga. Hal tersebut mendorong kenaikan loan to deposit rasio BMRI dari tahun sebelumnya yang hanya 66,33% menjadi 75,92%.

"Kalau ditempatkan di obligasi dan surat berharga kan bunganya lebih kecil sehingga kami menempatkannya di kredit dan itu mendorong kenaikan LDR kami. Karena penempatan di loan (kredit) itulah, NIM kami juga lebih baik," tutur Pahala.

BMRI mencatat total pertumbuhan kredit 26,9% menjadi Rp 276,70 triliun dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp 217,99 triliun. Adapun dana yang ditempatkan di obligasi pemerintah susut 6,7% menjadi p 77 ,93 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai RP 83,53 triliun.

Bank Danamon malah mencatatkan penurunan NIM. Juni lalu, NIM Bank Danamon sudah berada di level 10% turun dari sebelumnya 11,6% di Juni 2010. Penurunan NIM berasal dari kenaikan biaya dana (cost of fund) sementara pendapatan bunga turun. “Sekarang Rata-rata biaya dana kami naik menjadi 5,7% di semester I 2011, sebelumnya hanya 5,4," ujar Vera Eva Liem, Direktur Keuangan Bank Danamon. Kenaikan biaya dana Danamon berasal dari kenaikan suku bunga penjaminan LPS menjadi 7,25% setelah BI Menaikkan BI Rate pada Februari lalu.

Vera menjelaskan penurunan pendapatan bunga bank berasal dari penurunan bunga kredit yang sudah dirasakan sejak kuartal ketiga tahun 2010. Juni 2011, rata-rata suku bunga kredit bank Danamon sebesar
15,8% sementara pada Juni 2010 rata-rata suku bunga masih 16,9%. "Penurunan ini diakibatkan ketatnya persaingan di pasar. Kalau dampak pengumuman Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) terhadap kredit belum terlihat," jelasnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar