Selasa, 28 Desember 2010

Sinergikan Kebijakan Fiskal

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono memimpin Rapat Kabinet terbatas (Ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (27/12), siang ini dengan agenda perkiraan perekonomian dan arah kebijakan Bank Indonesia.


"Laporan dan presentasi Gubernur BI Darwin Nasution ini untuk sinkronisasi dan sinergi kebijakan fiskal dan kebijakan-kebijakan perekonomian yang lain," kata Presiden.

Menurut Presiden, akhir tahun ini baik untuk melakukan evaluasi dan refleksi atas apa yang telah dilakukan bersama sekaligus menetapkan agenda utama sebagai kelanjutan dari tugas yang akan dijalankan.

Di bidang perekonomian, Presiden mengatakan potensi, peluang dan sekaligus momentum yang baik tidak boleh disia-siakan untuk percepatan dan perluasan perekonomian nasional. Meskipun situasi perekonomian global belum pulih benar dari krisis 2008/2009, setidaknya di kawasan Eropa, AS dan beberapa negara lain, tetapi terbuka peluang besar bagi Asia termasuk Indonesia untuk tumbuh lebih baik di tahun-tahun mendatang.
"Oleh karena itu, kita boleh menyia-nyiakan peluang, momentum sejarah seperti ini," katanya.

Menurut Kepala Negara, ada dua kebijakan ekonomi yang sangat penting yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dua-duanya harus terpaut satu sama lain agar kebijakan ekonomi menghasilkan capaian terbaik.

SBY mengatakan, ekonomi tidak boleh hanya dilihat dari sisi pertumbuhan semata. Tetapi sejauhmana bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, menjaga inflasi serta fundamental perekonomian yang lain agar makro ekonomi stabil dan kondusif bagi peningkatan pertumbuhan itu sendiri.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengungkapkan, kebijakan makro ekonomi yang tepat itu menjadi penyangga sekaligus pendorong bagi pergerakan perekonomian termasuk sektor riil dan sektor keuangan.
"Oleh karena itu tepatlah kalau hari ini kita akan mendengarkan presentasi dari Gubernur Bank Indonesia yang didampingi para deputi gubernur untuk sebuah sinkronisasi dan sinergi kebijakan fiskal dengan kebijakan ekonomi yang lain," katanya.

Sementara itu , Menteri Perdagangan Mari Pangestu sebelum awal rapat mengatakan menjaga inflasi dan kestabilan harga adalah salah satu tugas berat yang harus dilakukan pada tahun mendatang.

Terlebih lagi, lanjut dia, akhir-akhir ini masalah gangguan iklim semakin nyata mengganggu produksi pertanian yang pada ujungnya dapat mempengaruhi pergerakan harga.

"Salah satu tugas utama kita tahun depan bagaimana menjaga kestabilan harga dan menjaga inflasi. Tahun depan kita harus bekerja lebih keras dan semoga gangguan-gangguan iklim bisa kita atasi dengan lebih baik. Itu salah satu pekerjaan rumah yang harus kita antisipasi," katanya. Friederich Batari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar