CALIFORNIA: Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Vietnam mengalami akselerasi pada kuartal IV/2010, menambah tekanan terhadap bank sentral setempat untuk mengerem pertumbuhan kredit agar tidak terjadi overheating.
Kantor Statistik Vietnam, hari ini, melaporkan PDB tumbuh di angka 7,34% pada kuartal IV (Oktober-Desember) dibandingkan dengan periode yang sama 2009 (year-on-year). Pencapaian ini lebih tinggi dari 7,18% di kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, PDB pada 2010 tumbuh 6,78% atau meningkat dari catatan 2009 sebesar 5,32%. Data bank sentral menunjukkan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini mencapai 27,7% hingga memicu lonjakan inflasi mendekati rekor tertinggi dalam 2 tahun.
Dong telah didevaluasi sebanyak tiga kali dalam 13 bulan terakhir. Moody’s Investors Service dan Standard & Poor’s telah memangkas peringkat surat utang pemerintah Vietnam pada Desember.
Pada 15 Desember, Moody’s menurunkan peringkat surat utang negara tersebut yang berdenominasi valas sebanyak 1 level menjadi B1, empat level di bawah peringkat investasi. Pertimbangannya, ada risiko di neraca pembayaran dan persoalan utang di Vietnam Shipbuilding Industry Group.
Pertumbuhan ekonomi 2010 merupakan yang tercepat sejak 2007. Impor kian meningkat sehingga memunculkan defisit dagang keseluruhan tahun sebanyak US$12,4 miliar. Laporan tertanggal 24 Desember memperkirakan inflasi akan terakselerasi hingga 11,8% pada Desember, tercepat sejak Februari 2009, dipicu pelemahan dong dan lonjakan harga makanan.
S&P pernah menyebut pertumbuhan kredit yang besar dan volatilitas makroekonomi telah memperlemah neraca perbankan. Perusahaan pemeringkat ini menurunkan rating surat utang pemerintah Vietnam sebanyak 1 level menjadi BB-, setara dengan Bangladesh dan Mongolia.
Dana Moneter Internasional (IMF) menilai ekspansi kredit perbankan di negara tersebut pada tahun ini terlalu tinggi. Padahal, target pemerintah adalah 25%. Bank sentral Vietnam (State Bank of Vietnam) menargetkan pertumbuhan kredit 2011 sebesar 23%.
"Pertumbuhan kredit harus diturunkan menjadi sekitar 20%," kata Credit Jim Walker, ekonom Asianomics Ltd di Hong Kong. Berbagai indikator ekonomi dianggap tidak terkendali dan bank sentral disarankan menaikkan suku bunga sebanyak 3% lagi hingga mencapai 5%. (bsi/dea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar