Rabu, 29 Desember 2010

Istigfar Nasional

Oleh Nanat Fatah Natsir
Seorang laki-laki singgah di suatu padang pasir tandus bersama hewan tunggangannya yang membawa makanan dan minuman. Ia lalu merebahkan kepalanya hingga tertidur pulas. Saat terjaga, hewan tunggangannya itu ternyata telah hilang.

Ia pun mencarinya hingga merasa sangat lapar dan haus. "Lebih baik aku pulang saja ke tempatku semula dan tidur sampai aku mati," ujar laki-kali itu.

Lantas ia pun meletakkan kepala di atas lengannya sambil menanti kematiannya. Saat terjaga dari tidurnya, ia kembali mendapati hewan tunggangan beserta makanan dan minumannya yang masih utuh. Laki-laki itu pun merasa sangat gembira dan bahagia tiada tara.

Setelah mengisahkan cerita di atas, Rasulullah SAW lalu bersabda, "Sungguh Allah lebih gembira terhadap tobat hamba-Nya yang beriman daripada kegembiraan orang tersebut terhadap kendaraan dan bekalnya." (HR Ibnu Masud dan Anas).

Tobat adalah kunci untuk menempuh perjalanan menuju rida Allah SWT. Sang Khalik berfirman, "Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang yang menyucikan diri (QS Albaqarah [2]:222). Rasulullah bersabda, "Orangorang yang bertobat adalah kekasih Allah dan orang-orang yang bertobat dari dosa adalah seperti orang yang tak berdosa.

Menurut Al-Ghazali, hakikat tobat adalah kembali menuju jalan yang diridhai Allah. Diawali dengan keyakinan iman bahwa dosa-dosa itu adalah racun yang membinasakan, kemudian memengaruhi perilaku dengan perasaan takut dan penyesalan terhadap apa yang telah dilakukan, dan kesiapan untuk meninggalkannya serta tak meng-ulangnya kembali.

Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya hatiku ini diliputi oleh syahwat sehingga aku memohon ampun (beristigfar) kepada Allah SWT dalam sehari semalam sebanyak tujuh puluh kali.'' Delapan tahun terakhir, negara kita tak henti-hentinya ditimpa berbagai bencana, mulai dari tsunami, gempa bumi, meletusnya gunung berapi, banjir, longsor, kebakaran hutan, pesawat jatuh, kapal laut tenggelam, tabrakan kereta api, gagal panen, dan musibah lainnya.

Ribuan jiwa meninggal dunia dan kerugian lainnya yang bila dihitung secara material begitu banyak hingga akhirnya memengaruhi kehidupan ekonomi, sosial, dan politik. Menjelang awal tahun 2011 M dan mengawali tahun baru 1432 H, marilah kita bermuhasabah, introspeksi diri, dan istighfar nasional secara bersama-sama tanpa menyalahkan siapa pun. Barangkali apa yang kita lakukan selama ini terdapat hal-hal yang kurang diridhai Allah SWT.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim [14]:7).

Marilah kita songsong kegembiraan Allah SWT yang selalu menerima tobat hamba-Nya dengan kalimat istighfar secara nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar