JAKARTA(SINDO) – Pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp12 triliun untuk membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) Dumai.Anggaran itu antara lain untuk membangun infrastruktur jalan, pelabuhan,landasan pesawat,dan jalur pipa gas.
“Sebagian dari kebutuhan dana itu akan diambil dari anggaran pemerintah dan sebagian oleh swasta,” kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dedi Mulyadi di Jakarta kemarin. Dedi menjelaskan, pembangunan infrastruktur jalan yang direncanakan di antaranya adalah jalan penghubung Dumai serta kawasan industri Pelintung sepanjang 25 km dan jalan tol Pekanbaru- Dumai sepanjang 135 km. Selain itu, pemerintah berencana melakukan pelebaran landasan pesawat di Bandara Puing Kampai sepanjang 500 meter, membangun pelabuhan berkapasitas 50.000 DWT , dan jalur pipa gas Duri-Pelintung sepanjang 80 km.
Dedi menuturkan,pembangunan infrastruktur di KEK tersebut akan diambil alih oleh pemerintah pusat untuk menarik investasi,tapi tetap melibatkan pihak swasta.Para investor, lanjut Dedi, akan mendapatkan fasilitas khusus seperti insentif fiskal, kemudahan perizinan satu pintu, serta dukungan fasilitas riset dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Dumai memiliki potensi untuk menjadi KEK karena beberapa industri besar sudah dibangun di sana.Tak hanya itu, beberapa kawasan industri kecil pendukung juga sudah mulai berkembang di kawasan itu. Di Dumai terdapat lima kawasan industri strategis, yakni Pelintung, Lubuk Gaung, Dockyard, Bukit Kapur,dan Bukit Timah.
Luas KEK Dumai direncanakan mencapai 1.000 ha.Penyusunan peraturan pemerintah (PP) untuk KEK saat ini sudah selesai. Rencananya, pemerintah meluncurkan proyek KEK bersamaan dengan peluncuran koridor ekonomi pada Maret 2011. Kemenperin merekomendasikan beberapa kawasan lain untuk menjadi KEK dengan pengembangan industri tertentu yakni Sei Mangke di Sumatera Utara untuk industri minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya, Batu Licin di Kalimantan Selatan untuk baja, Bitung untuk sektor perikanan, dan Gowa di Sulawesi Selatan untuk kakao.
China Bangun Kawasan Industri
Sementara itu,perusahaan asal China, China-Indonesia Economic and Trade Cooperation Zone (CIETCZ),berencana membangun kawasan industri di kawasan Delta Mas, Cikarang. Dedi mengatakan, dari 500 ha lahan kawasan industri yang tersedia di Delta Mas, baru dipergunakan 120 ha oleh perusahaan tersebut. CIETCZ menargetkan, pembangunan pabrik di kawasan akan rampung tiga tahun ke depan.
“China akan membawa investornya. Ini BUMD China, yang menangkap industri dari China masuk. Yang sudah pasti akan bangun pabrik di kawasan itu adalah PT Geely Mobil Indonesia,” jelas Dedi. Dihubungi terpisah, Presiden Direktur PT Geely Mobil Indonesia Budi Pramono mengaku,pihaknya belum mengetahui berapa total nilai investasi dari pembangunan pabrik di Delta Mas.Pasalnya,hingga saat ini pihak CIETCZ belum memberi tahu berapa luas lahan yang disediakan bagi Geely. “Kami belum tahu berapa luas lahan yang disediakan untuk membangun pabrik. Kalau sudah tahu, baru kami akan tahu nilai investasinya,” jelas Budi.
Pembangunan kawasan industri tersebut diketahui didesain oleh Jurong Consultants Pte Ltd. Sedangkan pengembang proyek itu adalah PT Kawasan Industri Terpadu Indonesia-China.Sementara, konstruksi akan dilakukan oleh PT China Harbor Indonesia. Menurut Dedi, selain China, negara yang telah melakukan hal serupa di Indonesia adalah Jepang yang membangun kawasan industri di Karawang. (sandra karina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar