JAKARTA - Tumbuh meyakinkan. Itulah yang dialami produk kepemilikan
logam mulia (KLM) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah. Pembiayaan
berbasis emas yang diluncurkan Juni 2011 lalu kini mencapai Rp 15
miliar.
Menurut Chief of Retail Banking BRI Syariah Khairullah,
kemunculan KLM sebagai inovasi baru dalam bisnis perbankan syariah
menyebabkan KLM mendapat apresiasi baik di pasar. “Produk ini memang
diinginkan karena menawarkan pembelian emas dengan mencicil,” katanya
kepada wartawan saat ditemui dalam Gathering BRI Syariah di Jakarta,
Kamis (28/7).
Selama satu bulan diluncurkan, total nasabah telah
mencapai 460 hingga 500 orang. Tenor pendek mendominasi peningkatan KLM.
Nasabah menyukai cicilan emas selama 24 bulan dan 36 bulan dengan
jumlah berat emas 24 hingga 100 gram. “Kini komposisi KLM masih di bawah
10 persen dari total pembiayaan,” jelasnya.
Khairullah
optimistis, target KLM hingga akhir tahun Rp 500 miliar tercapai. Ia
mengatakan, sosialisasi bakal terus dilakukan melalui cabang untuk
mengembangkan KLM. Ia berujar, terus mengevaluasi organisasi untuk terus
memperbaiki sistem pemasaran KLM.
“Kita juga lakukan program khusus,” ujarnya. Untuk Hari Raya Idul Fitri, BRI Syariah menyiapkan program KLM berhadiah emas.
Menurut
Product Development Departement Head Maryana Yunus, salah satu penyebab
KLM dengan tenor pendek digemari karena terkait ketertarikan masyarakat
berinvestasi untuk kebutuhan yang sudah direncanakan. “Mungkin mereka
butuh untuk investasi anak sekolah atau pergi haji tiga hingga lima
tahun mendatang,” jelasnya.
KLM membidik individu kelas menengah
yang telah memiliki tabungan atau deposito, namun masih ingin
berinvestasi melalui logam mulia. Pembiayaan ini memiliki tenor beragam,
mulai dari enam hingga 15 tahun.
Untuk memulai pembiayaan,
nasabah harus membayar uang muka 15 persen dari harga emas. BRI Syariah
menggunakan akad qard dan ijarah. Qard merupakan akad pinjaman kepada
nasabah dengan ketentuan mewajibkan nasabah mengembalikan dana yang
diterima dan bank memungut fee (ujrah). Ijarah adalah akad penyaluran
dana untuk pemindahan hak guna manfaat suatu barang atau jasa.
Selain
KLM, gadai emas merupakan pembiayaan emas lainnya yang coba digarap BRI
Syariah. Pembiayaan ini kini meningkat menjadi Rp 760 miliar dari
posisi pada Desember 2010 Rp 626,67 miliar. Berbeda dengan KLM yang
masih merintis, gadai emas diminati masyarakat di sejumlah wilayah,
seperti Padang, Pekanbaru, Surabaya, dan Makassar.
Selain itu,
untuk pembiayaan lainnya, mikro, ritel dan konsumer ditargetkan
mendominasi pembiayaan hingga 80 persen. BRI Syariah juga ekspansif
menggenjot produk kredit pemilikan rumah (KPR), dana talangan haji
(DTH), dana talangan umrah (DTU), dan mikro.
Pada semester pertama
2011, BRI Syariah mencatat kenaikan aset sebesar 12 persen menjadi Rp
7,7 triliun dari Maret 2011 Rp 6,9 triliun. Pembiayaan meningkat menjadi
Rp 6 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun, sedangkan dana pihak
ketiga (DPK) menjadi Rp 6,35 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun.
Hingga
akhir 2011, BRI Syariah menargetkan aset mencapai Rp 10 triliun.
Pembiayaan diharapkan menembus angka Rp 9,9 triliun, sedangkan
pembiayaan sebesar Rp 9 triliun. BRI Syariah beroperasi sejak Januari
2009. Anak usaha BRI ini memiliki 100 kantor cabang, 155 unit mikro, dan
75 unit gadai. ed: firkah fansuri
nisbah
Dana Haji
Wacana
dana haji dikelola oleh perbankan syariah terus berhembus. Ini setelah
perkembangan bank syariah di Tanah Air cukup bagus. Sebelumnya wacana
serupa juga sempat muncul. Namun keinginan tersebut tak ditanggapi
karena saat itu baru ada dua bank syariah dengan 100 cabang.
Kondisi Perbankan Syariah 2011
Bank umum syariah 11
Unit usaha syariah 23
Jumlah cabang 2.000
Bursa Syariah
Kamis (28/7)
DJIM 2.304,10 9,96
DJIGRC 1.750,12 3,65
DJIMTR 3.463,32 5,37
DJI100X 2.403,75 22,16
DJMY25D 986,59 6,51
IMXL 2.347,97 8,62
DJICHKU 1.666,18 2,10
----------------
JII 572,24
Dinar Rp 1.920.000