Selasa, 27 September 2011

Pasar saham tunggu sentimen positif

JAKARTA. Harga saham kembali rontok. Aksi jual saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dalam perdagangan kemarin, IHSG sempat menyentuh level 3.224,91, sebelum ditutup di posisi 3.316,14. Ini adalah level terendah IHSG dalam setahun terakhir. Posisi IHSG minus 10,46% dibanding dengan posisi akhir tahun 2010.
Pasar saham tunggu sentimen positifGonjang-ganjing di pasar saham ini, selain karena krisis ekonomi di kawasan Eropa, juga akibat keluarnya dana panas (hot money) alias dana asing berjangka pendek. Kemarin, asing mencatat net sell Rp 114,93 miliar. Sepekan terakhir, hot money yang hengkang dari pasar saham mencapai Rp 6 triliun.
Toh, para analis memandang penurunan harga saham beberapa waktu terakhir ini akan segera berakhir. "IHSG akan naik dan kenaikan ini akan terjadi dalam waktu yang cepat," tutur Ni Putu Kurnia Sari, Analis Syailendra Capital, Senin (26/9).
Apalagi, kondisi fundamental Indonesia masih oke. Hal ini terlihat dari pertumbuhan sektor riil. "Lihat saja pertumbuhan penjualan properti, semen dan otomotif yang rata-rata mencetak rekor baru," tandas Putu.
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu menyatakan pendapat serupa. Menurut perhitungan Irwan, secara teknikal penurunan IHSG sudah cukup dalam.
Berdasarkan hal ini, ia melihat dalam pekan ini ada indikasi IHSG menguat lagi. "IHSG bisa kembali menyentuh level 3.600 dengan asumsi tidak ada sentimen buruk baru dari luar negeri," papar Irwan.
Untuk jangka menengah, IHSG akan mendapat energi dari laporan keuangan kuartal III-2011. Proyeksi analis, kinerja emiten akan tetap cemerlang, sehingga menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Penurunan dalam yang terjadi juga membuat indeks saham Indonesia ini makin atraktif. Saat ini price to earning ratio (PER) IHSG sudah berada di kisaran 11 kali, dari sebelumnya 15 kali. "Ini saat tepat membeli," kata Putu.
Tambah lagi, ada harapan The Federal Reserve akan kembali mengucurkan stimulus melalui program quantitative easing (QE) 3 di akhir tahun nanti, terutama jika ekonomi AS makin buruk.
Putu memprediksi, kebijakan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) ini akan mendorong IHSG berada di kisaran 4.200 pada akhir tahun. "Tapi kalau tidak ada QE 3, target saya IHSG tutup di level 4.000," tandas Putu.
Toh, Purwoko Sartono, Analis Panin Sekuritas, memprediksi hari ini IHSG masih berpeluang tertekan. Ia meramal IHSG akan bergerak di antara support 3.210-3.240 dan resistance 3.330-3.360.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar