Minggu, 31 Juli 2011

Pengamat: Inflasi Juli di 0,88%

JAKARTA: Inflasi Juli diperkirakan berada di kisaran 0,88%, sementara itu hingga akhir tahun diproyeksikan berada di kisaran level 5% jika ada pembatasan.

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menuturkan inflasi Juli yang berada di level tersebut didorong oleh naiknya harga bahan pokok pada tahun lalu.

“Akibatnya, inflasi seolah-olah menjadi lebih tinggi. Padahal tidak, karena hal itu didorong oleh harga bahan pokok yang sudah naik pada tahun lalu,” ujarnya hari ini.

Destry mengungkapkan inflasi nasional hingga akhir tahun masih cukup terkendali karena belum ada sinyalemen dari pemerintah untuk membatasi BBM bersubsidi maupun menaikkan harganya.

“Kalau tidak ada pembatasan BBM bersubsidi, inflasi kemungkinan berada di kisaran 5,1 hingga 5,3%. Sementara itu jika ada pembatasan erada di level 5,7% dan jika ada kenaikan harga, inflasi lebih tinggi ari angka tersebut,” lanjutnya.

Sebelumnya, pemerintah dan DPR akhirnya menyetujui perubahan inflasi alam APBNP 2011 sebesar 5,65%.

Sementara itu, Kepala BPS Rusman Heriawan mengungkapkan perubahan inflasi menjadi 5,65% dari sebelumnya 5,3%, telah memperhitungkan penerapan kebijakan pengendalian BBM subsidi.

"Dengan 5,65% ini semangatnya memberikan ruang agak tegas melakukan apa yang namanya pembatasan BBM. Karena pembatasan BBM apapun akan memberi kontribusi juga ke inflasi karena akan memberikan migrasi paksa bagi pengguna BBM," tutur Rusman baru-baru ini.

Menurutnya, bobot inflasi dengan adanya migrasi konsumen dari premium ke pertamax akan lebih kecil dibanding menaikkan harga BBM subsidi.

"Jadi kalau 5,3% sebenarnya tanpa gejolak harga minyak dan sebagainya itu masih dalam frame yang wajar. Jadi 5,65% itu sinyalnya memang bukan kenaikan BBM," lanjut Rusman. (faa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar