Jumat, 29 Juli 2011

BPS ramalkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua cenderung stagnan

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini cenderung stagnan. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, angka pertumbuhan pada kuartal kedua tidak akan jauh berbeda dengan periode yang sama tahun lalu.


Begitu juga bila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang sebesar 6,5%. Kepala BPS Rusman Heriawan beralasan, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi seperti konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor tidak jauh berbeda dengan kuartal pertama 2011.

"Saya memang belum punya angka pasti tetapi rasanya kalau melihat angka-angka yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi sekarang tidak kurang dari 6,5% mestinya," kata Rusman, Kamis (28/7).

BPS berencana melansir kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2011 pada Jumat (5/8) pekan depan. Rusman menduga, konsumsi masyarakat masih memberikan sumbangan terbesar bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini. ”Saya melihat daya beli masyarakat masih cukup,”ujarnya.

Faktor inflasi yang terkendali masih menjadi pendorong konsumsi masyarakat. Rusman mengatakan, inflasi yang terkontrol dibawah 1% mendorong orang terus berbelanja.

Sedangkan konsumsi pemerintah, Rusman memperkirakan masih rendah meski tetap positif. Dia memperkirakan, belanja pemerintah akan minimal sama dengan periode yang sama tahun lalu.

Untuk investasi, Rusman memperkirakan cukup signifikan. Sebab, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah merilis realisasi investasi pada triwulan II yang mencapai Rp 62 triliun. Dengan rincian, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 43,1 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 18,9 triliun.

Kinerja ekspor cukup kencang pada kuartal kedua tahun ini. Meski rupiah menguat, Rusman mengatakan kinerja ekspor tidak berpengaruh signifikan.

Rusman berdalih ekspor Indonesia kebanyakan adalah raw material resources base yang tidak terpengaruh oleh kurs. “Tetapi kalau barang-barang yang bersifat kompetitif seperti tekstil mungkin akan terasa. Sejauh ini secara total belum terpengaruh, secara komoditas juga belum,”ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar